Pages

Friday, January 2, 2015

Tim Khusus Pencari Kotak Hitam dari Prancis Bantu Pencarian AirAsia

Tim spesialis pencari kotak hitam dari Prancis membantu mencari pesawat AirAsia yang jatuh dalam penerbangan dari Indonesia ke Singapura.

Badan investigasi kecelakaan Prancis BEA ikut menyelidiki kecelakaan udara yang melibatkan pesawat Airbus lantaran perusahaan yang memproduksi Airbus itu berbasis di Prancis.
Seperti diketahui, pesawat AirAsia yang jatuh tersebut menggunakan pesawat Airbus A320-200.

"Pada pagi 2 Januari waktu setempat, sebuah kapal akan membawa penyidik ke lokasi pencarian, dengan peralatan untuk mendeteksi, termasuk hydrophones, guna menemukan suar akustik dari dua rekaman penerbangan," kata BEA dalam pernyataannya.

Penyidik dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi Toos Sanitiyoso mengatakan, kemungkinan akan makan waktu seminggu untuk menemukan kotak hitam penerbangan dan rekaman suara. "Hal utama adalah untuk menemukan lokasi utama reruntuhan baru kemudian kotak hitam," katanya dikutif Beritasatu.

"Ada dua langkah utama untuk menemukan kotak hitam. Salah satunya kita menemukan bagian terbesar dari reruntuhan."
Sanitiyoso mengatakan, belum terdeteksi ada "ping" yang dikirimkan kotak hitam.
Kemarin, ombak yang tinggi menghentikan penyelam untuk mencapai kemungkinan lokasi pesawat itu.
Sembilan jenazah telah ditemukan di perairan Kalimantan, dekat tempat diduga lokasi jatuhnya pesawat QZ8501, yang membawa 162 orang, Minggu (28/12).
Sebelumnya, pesawat terbang pada ketinggian 32.000 kaki. Ketika itu, pilot meminta naik ke ketinggian 38.000 kaki untuk menghindari cuaca buruk.
Beberapa menit kemudian, pengendali lalu lintas udara mengizinkan untuk naik ke ketinggian 34.000 kaki. Namun tidak ada tanggapan dari pesawat itu.

Penyidik tengah mempelajari teori kemungkinan pesawat berhenti ketika naik secara tajam untuk menghindari badai saat pesawat baru terbang sekitar 40 menit.
Seorang sumber mengatakan, data radar menunjukkan pesawat membuat sebuah langkah "luar biasa" yaitu naik curam sebelum jatuh. Hal itu kemungkinan mendorongnya melampaui batas kemampuan Airbus A320. "Tampaknya berada di luar kemampuan kinerja pesawat," katanya.

Diskusi online di antara pilot terfokus pada data radar sekunder dari Malaysia bahwa pesawat naik dengan kecepatan 353 knot, sekitar 100 knot lebih lambat. Hal itu kemungkinan karena pesawat sudah berhenti. Namun hal tersebut belum terkonfirmasi

0 comments:

Post a Comment

 
notifikasi
clouseclose